Pada Selasa, 11 Agustus 2020, Presiden Jokowi melakukan peninjauan uji klinis terhadap 3 jenis Vaksin Corona Sinovac yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Jawa Barat. Pengujian vaksin yang dilakukan di Universitas Padjajaran melibatkan relawan sebanyak 1.620 relawan, yang mana relawan tersebut akan menjadi langkah awal untuk dilakukannya pengembangan – pengembangan terhadap vaksin yang akan di produksi. Jokowi pun turut menyaksikan proses penyuntikan vaksin tersebut kepada 19 relawan di Bandung.
Dilansir dari Detik Health, Kusnandi menyatakan bahwa pada 11 Agustus 2020 telah ada sebanyak 1.200 relawan yang mendaftar. Bapak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun juga turut berpartisipasi menjadi karyawan.
Kusnandi melaporkan bahwa reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengujian vaksin oleh para relawan ini ada dua, yang pertama reaksi lokal dan yang kedua adalah sistematik. Jika sistematik reaksinya adalah bengkak dan jika sistematis reaksinya adalah panas.
Setelah di cek dan menimbulkan reaksi tersebut, yang berkaitan wajib lapor, setelah itu akan dilihat seberapa besar bengkaknya dan panasnya.
Ketika di uji di China vaksin tersebut tidak menimbulkan efek samping yang begitu berarti dari vaksin ini. Atas dasar itulah, kenapa vaksin ini masih akan dikembangkan di Indonesia.
Menurut Jokowi, uji vaksin corona secara klinis ini akan selesai dalam kurun waktu enam bulan. Uji vaksin ini sebelumnya juga telah dikembangkan di China.
Dikutip dari Kumparan, Jokowi menginfokan bahwasanya pada bulan Januari nanti Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri vaksin tersebut. Lalu, ketika produksinya sudah siap, maka vaksinasinya tersebut akan diberikan kepada seluruh masyarakat tanah air Indonesia.
Vaksin Sinova, selain dikembangkan di China juga diproduksi oleh perusahaan dalam negeri yaitu Bio Farma. Bio Farma mempunyai target produksi sebanyak 250 juta vaksin dan semua itu akan didistribusikan di akhir tahun 2020.
Dikutip dari Kumparan, terkait dengan vaksin corona, Jokowi juga mengatakan bahwa produksi untuk Vaksin ini akan dilakukan sendiri. Pada bulan Agustus, Bio Farma sudah bisa memproduksi vaksin lebih dari 100 juta dan menurut prediksinya nanti, di bulan 2020 sudah akan meningkat menjadi 250 juta vaksin dan vaksin tersebutlah yang akan digunakan.
Selain Bio Farma, ada juga Bio Lembaga Eijkman, BPPT hingga Kemenristek yang sedang mengembangkan vaksin buatannya sendiri. Vaksin tersebut nantinya akan diperkirakan selesai pada tahun 2021.
Berkaitan dengan waktu tunggu vaksin selesai diproduksi, Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia terbuka untuk melakukan kerja sama untuk penemuan vaksin ini dengan berbagai belahan negara di dunia.
Contoh kerja sama yang telah dilakukan adalah seperti Tiongkok dengan Uni Emirat Arab. Mereka melakukan kerja sama dalam penemuan vaksin ini untuk memakmurkan rakyatnya dan memberikan rasa aman. Dilansir dari Kumpuran, Jokowi menyatakan bahwa dirinya pun sangat membuka diri untuk bekerja sama dengan Korea dalam hal pengembangan vaksin.
Untuk mensukseskan misi pengembangan vaksin tersebut, dilansir dari etik Finance PT Kalbe Farma Tbk melakukan kerjasama dengan Genexince, Inch (perusahaan obat di Korea Selatan).
PT Kalbe Farma sendiri juga telah mengedarkan surat terbuka atas pengujian vaksin yang di kelola. Pengujian dilakukan pada primata, dan menurut hasil pengujian tersebut sudah terbukti bisa menghasilkan anti bodi untuk menetralisir virus korona jenis baru.