Pahlawan Revolusi Yang Gugur Dalam Gerakan 30 September

Foto : boombastis.com

Masa Penjajahan yang sangat lama dilewati oleh bangsa Indonesia, Sudah ratusan jiwa yang sudah berkorban demi  bangsa Indonesia. Jasa- jasa para pahlawan tentu tidak mudah dilupakan. Tidak hanya jasa para pahlawan tentu saja peristiwa peristiwa ikut menghiasi bagaimana perjuangan pahlawan melawan penjajah. Salah satunya adalah pemberontakan gerakan 30 september yang mengakibatkan gugurnya tujuh perwira TNI Angkatan darat yaitu Jenderal TNI Ahmad Yani, Letjen R Suprapto, Letjen S Parman, Letjen MT Haryono, Letjen DI Panjaitan, Mayjen Soetojo Siswomihardjo dan Kapten Pierre Andries Tendean.

Gerakan 30 september ini merupakan peristiwa menyakitkan untuk Indonesia. Ketujuh Jenderal Indonesia dibunuh dan dibuang ke dalam sebuah lubang di kawasan Jakarta Timur. Tempat mengenang peristiwa kelam tersebut kini menjadi bagian dari Monumen Pancasila Sakti.

Pahlawan Revolusi Perlu kita kenang perjuangannya dan mengingat biografinya. Dilansir dari IDN Times (27/9) Biografi dari Ketujuh Jenderal Indonesia dalam peristiwa 30 september :

1. Pierra Tendean

Anggota TNI Angkatan Darat berpangkat kapten ini merupakan ajudan dari Menko Hankam Jenderal AH Nasution yang berhasil lolos dari penculikan gerakan 30 september. Pierre diculik dan ditembak mati diluang buaya, Jakarta Timur. Pierra dimakamkan di TMP Kalibata dan dianugerahi penghargaan “Satya Lencana Sapta marga” dan namanya juga diabadikan sebagai nama jalan.

2. Sutoyo Siswomiharjo

Pahlawan revolusi yang berasal dari kebumen, jawa tengah ini sempat menjadi Pegawai Negeri Sipil di kantor Kabupaten Purworejo sebelum menjadi tentara. Kemudian dia diangkat menjadi Ajudan Kolonel Gatot Subroto. Sempat bertugas di London sebagai Asisten Atase Militer RI untuk inggris. Sutoyo kembali ke Indonesia dan diangkat sebagai pejabat sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat. Sutoyo juga diculik dan jenazahnya dibuang di lubang buaya. Namanya diabadikan sebagai nama jalan.

3. D.I. Panjaitan

D.I. Panjaitan merupakan sosok yang gemar musik klasik dan penganut protestan yang taat. Beliau juga gugur dalam peristiwa gerakan 30 september. Sewaktu menjabat sebagai Asisten IV/Men Pangad, beliau mengikuti pendidikan Associate Command and General Staff College di Fort Leavenworth Kansas Amerika serikat. Setelah wafat pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal Anumerta dengan diberi gelar Pahlawan Revolusi dan namanya diabadikan sebagai nama jalan.

4. MT Haryono

Sering dipanggil dengan Mas Tirtodarmo (MT) Haryono merupakan pahlawan revolusi yang lahir di Surabaya 20 Januari 1924. Sempat bertugas di belanda sebagai Atase Militer Indonesia. Namun kembali ke Indonesia dan diangkat Presiden Soekarno sebagai Deputi III Menteri Panglima Angkatan Darat. MT Haryono menjadi salah satu jenderal yang diculik bahkan sempat melawan namun tertembak. Jenazahnya dibawa kelubang buaya dan akhirnya dimakamkan di TMP Kalibata. Namanya juga diabadikan sebagai nama jelas.

5. Mayjen S Parman

Mayjen S Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah. Semasa hidupnya beliau pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Menjelang wafatnya, S Parman menjabat sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat mayor Jenderal.Beliau gugur pada 1 oktober 1965 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di berbagai daerah.

6. Letjen Suprapto

Letjen R Suprapto lahir di Purwokerto Jawa tengah. Beliau pernah ditawan pada saat pemerintah jepang namun berhasil kabur. Menjelang wafatnya beliau menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah sumatera. Sama sepeRTI Jenderal yang lain pada 1 oktober 1965 dia diculik dan dibunuh, jenazahnya juga dimasukkan ke lubang buaya dan dimakamkan di Tmp Kalibata Jakarta Selatan.

7. Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani berasal dari Purworejo dan pernah diangkat oleh presiden soekarno menjadi panglima angkatan darat keenam. Sempat menempuh pendidikan di Kansas Amerika Serikat. Ahmad yani terkenal atas kemampuannya mengenai operasi gabungan dalam menumpas Permesta. Beliau gugur pada 1 oktober 1965 diculik dan dibunuh. Ahmad Yani dianugerahi Pahlawan Revolusi dan pangkatnya menjadi Anumerta. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di berbagai daerah di Indonesia.

Exit mobile version