Sejarah Sumpah Pemuda : Bukti Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Foto : unusa.ac.id

Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak lepas dari perjuangan para pahlawan. Melalui tenaga dan pikirannya, para pahlawan mencurahkan segala usaha yang dimiliki untuk meraih kemerdekaan. Salah satu bukti sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah peristiwa sumpah pemuda.

Sumpah Pemuda adalah ikrar yang diucapkan para pemuda dan pemudi pada Kongres Pemuda II yang berisi cita-cita tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia. Sejarah lahirnya sumpah pemuda diawali dengan terbentuknya organisasi dari para pemuda pada saat itu contohnya adalah Tri Koro Dharmo. 

Selain organisasi Tri Koro Dharmo terdapat organisasi pemuda/pemudi lain yaitu organisasi Perhimpunan Indonesia yang pertama kali dibentuk pada tahun 1908.  Pada mulanya Perhimpunan Indonesia hanya beranggotakan mahasiswa Hindia yang tengah melakukan studi di Belanda. Namun, mereka berperan penting dalam kemerdekaan Tanah Air setelah para mahasiswa tersebut kembali ke Indonesia 

Para pemuda mulai menyadari akan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara perpecahan dan perbedaan suku, bangsa, dan agama di Indonesia. Hal tersebut untuk mencapai tujuan bersama yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia. Tokoh yang diketahui pernah bergabung dengan organisasi Perhimpunan Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara dan Tjipto Mangoenkoesoemo. 

Dilansir dari Kompas (25/10), Munculnya organisasi para pemuda/pemudi ini menjadi tonggak baru mengenai cara berjuang dalam melawan penjajah. Melalui organisasi tersebut, nantinya akan menghasilkan berbagai keputusan penting dan bersejarah. Salah satunya adalah ikrar Sumpah Pemuda yang dihasilkan melalui Kongres Pemuda II

Sebelum membahas mengenai momen ikrar Sumpah Pemuda, maka terlebih dahulu harus diketahui mengenai organisasi atau acara di mana ikrar tersebut diucapkan. Seperti yang telah diketahui, Kongres Pemuda menjadi acara di mana ikrar Sumpah Pemuda diikrarkan. Sumpah pemuda tidak bisa dipisahkan dengan sejarah dari Kongres Pemuda ini. 

Kongres Pemuda I pertama kali diselenggarakan pada tahun 1926 tepatnya pada tanggal 30 April hingga 2 Mei. Kongres Pemuda I ini menjadi acara dimana berbagai organisasi pemuda/pemudi berkumpul contohnya Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, dan organisasi pemuda/pemudi lainnya. 

Acara Kongres Pemuda I dapat diselenggarakan dengan baik, namun tidak menghasilkan keputusan apapun. Menimbang hal tersebut, maka usulan mengenai Kongres Pemuda II pun dibahas di berbagai pertemuan. Alhasil, keputusan mengenai diselenggarakan Kongres Pemuda II dapat dipastikan pada tahun 1928. 

Kongres pemuda II menjadi tempat di mana lahirnya sejarah Sumpah Pemuda. Salah satu momen yang penting bagi kemerdekan Indonesia ini berasal dari usaha yang dilakukan para pemuda/pemudi yang berasal dari beragam organisasi suku, bangsa, dan agama yang ada di Indonesia. Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito dari PPPI. 

Orang yang pertama kali menulis ide dari teks Sumpah Pemuda adalah Moehammad Yamin. Berdasarkan referensi Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI (2003), Moehammad Yamin berkata kepada Soegondo yang mengatakan bahwa ia memiliki rumusan revolusi yang elegan. Ia menyodorkan kertas yang telah berisi gagasan mengenai Sumpah Pemuda. Deklarasi Sumpah Pemuda dilaksanakan tanggal 28 Oktober 1928.

Gagasan Sumpah Pemuda tersebut menyatakan bahwa persatuan pemuda adalah kesepakatan bersama di dalam kongres tersebut. Istilah “Sumpah Pemuda” baru dicetuskan setelah kongres tersebut berakhir. Isi dari Sumpah Pemuda adalah berikut ini. 

Poin pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia

Poin kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia

Poin ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. 

Lahirnya Sumpah Pemuda menjadi bukti bahwa persatuan bangsa Indonesia adalah hal yang paling utama untuk memajukan bangsa. Oleh karena itu, kita harus saling menghargai dan bertoleransi satu sama lain.

Exit mobile version