WHO merupakan organisasi yang bergerak di bidang kesehatan. Baru-baru ini WHO telah menetapkan kota Madinah sebagai salah satu kota tersehat di dunia. Sebelumnya WHO mengirimkan sebuah tim untuk berkunjung ke kota Madinah. Hasilnya kota Madinah memenuhi semua standar global yang diperlukan untuk menjadi kota sehat.
Dengan status yang telah diberikan oleh tim WHO, Madinah diyakini sebagai kota pertama dengan populasi lebih dari 2 juta yang diakui di bawah program kota sehat organisasi. Sebelum ditetapkan, WHO menyiapkan sebanyak 22 badan pemerintah, komunitas, amal dan relawan membantu mempersiapkan akreditasi tersebut.
Program terpadu kota ini merupakan kemitraan strategis dengan Taibah University untuk mencatat persyaratan pemerintah pada Platform elektronik. Hal ini dijelaskan oleh Rektor Taibah University Dr. Abdul Aziz Az-Zahrani itu mengawasi 100 anggota yang mewakili 22 badan pemerintah, sipil, amal dan sukarelawan. WHO memang sedang merekomendasikan agar universitas memberikan pelatihan kepada instansi kota nasional lainnya yang berminat mengikuti program kota sehat.
Dilansir dari Kompas (06/02), menurut Assarani, kriteria penetapan kota sehat ini termasuk bagian dari tujuan yang telah ditetapkan oleh proyek strategis wilayah Madinah dan peluncuran program kota manusiawi. Sebenarnya, rencana untuk menjadikan Madinah kota sehat di dunia telah muncul sejak tahun 2019 lalu. Rencana ini adalah program yang didukung oleh gubernur Madinah pangeran Faisal bin Salman dan wakil gubernur pangeran Saud bin Khalid Al-Faisal dalam proyek pembangunan kota Madinah.
Program tersebut adalah wujud dari skema preventif untuk memperbaiki kota Madinah dalam aspek lingkungan, ekonomi dan sosial yang tentunya secara tidak langsung berdampak pada kesehatan. Dalam laman resmi, WHO juga menjelaskan bahwa kota sehat adalah kota yang senantiasa menciptakan, meningkatkan lingkungan fisik dan sosial dan memperluas sumber daya masyarakat. Sehingga hal ini akan menjadikan masyarakat untuk saling mendukung satu sama lain dalam menjalankan semua fungsi kehidupan dan berkembang secara maksimal.
Awalnya, program kota sehat ini sebagai bentuk promosi kesehatan yang diprakarsai oleh WHO pada 1986 dan saat ini programnya telah menyebar cepat ke seluruh Eropa bahkan belahan dunia lainnya. Penilaiannya tentu saja bukan hanya bergantung pada aspek infrastruktur kesehatan saja tetapi juga dilihat dari komitmen untuk memperbaiki lingkungan kota dan ada kemauan untuk menjalin hubungan yang diperlukan dalam politik, ekonomi dan sosial.
Organisasi yang telah mendunia yaitu Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menekankan kembali upaya pembangunan global yang saling berhubungan dengan menetapkan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2015. Selain itu, upaya promosi kesehatan terus digencarkan dengan didasarkan pada pendekatan kota sehat dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan tersebut.
Kota Madinah juga menjadi salah satu tempat ibadah yang dituju saat Umrah dan haji. Namun saat masa pandemi seperti ini ada beberapa syarat dan aturan yang harus dipenuhi oleh semua Jamaah dari negara manapun, yaitu : usia sesuai dengan ketentuan pemerintah Arab Saudi yaitu 18-50 tahun, tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid (wajib memenuhi ketentuan kesehatan negara masing-masing dan menandatangani surat pernyataan tidak akan menuntut pihak lain atas resiko yang timbul akibat Covid-19.
Tak hanya itu, jamaah juga wajib menyertakan bukti bebas Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil pcr/swab test yang dikeluarkan rumah sakit atau laboratorium yang telah diverifikasi Kemenkes dan berlaku 72 jam sejak pengambilan sampel sampai tiba waktu keberangkatan atau sesuai dengan ketentuan pemerintah Arab Saudi.