Maulid nabi merupakan peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi. Hari lahirnya Nabi Muhammad SAW sekaligus menjadi peristiwa yang diperingati sebagai Maulid Nabi jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Perayaan Maulid nabi dirayakan bukan hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia.
Sebagai umat nabi, kita harus mengetahui sejarah dan hal-hal tentang kehidupan nabi. Salah satunya adalah menyambut hari lahirnya nabi yang disebut maulid nabi. Adapun mengenai perayaan maulid nabi ini sudah dilakukan sejak dahulu kala.
Perayaan Maulid Nabi selalu di sambut dengan suka cita oleh seluruh warga muslim di seluruh dunia, ada yang memiliki berbagai tradisi unik untuk merayakan maulid nabi ini, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki tradisi untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hal ini menandakan bahwa perayaan Maulid Nabi menjadi perayaan yang selalu dinantikan oleh masyarakat muslim yang ada di Indonesia dan dunia setiap tahunnya.
Mengetahui sejarah awal perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah seharusnya dilakukan oleh umat muslim. Dengan mengetahui sejarah awal peringatan Maulid Nabi, maka dapat menambah pemahaman mengenai peristiwa Maulid Nabi Muhammad SAW. Lantas, bagaimana sejarah awal perayaan Maulid Nabi dan siapa pencetus perayaan Maulid Nabi?
Munculnya gagasan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah ada sejak masa Khalifah Umar Bin Khattab pada tahun 22 atau 23 Hijriah (638 Masehi). Namun, kesulitan yang dihadapi pada saat itu adalah para sahabat kesulitan menentukan tanggal lahir dari Nabi Muhammad SAW.
Memang terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai tanggal lahir dari Nabi Muhammad. Menurut kesepakatan para ulama, diyakini bahwa hari lahir Nabi Muhammad SAW adalah tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Namun, beberapa ulama memiliki pendapat lain mengenai kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tanggal 9 Rabiul Awal Tahun Gajah.
Sedangkan, perayaan Maulid Nabi Muhamad SAW pertama kali dilakukan pada masa Bani Fatimiyah di Mesir yang didirikan oleh Sa’id bin Husain di Tunisia pada tahun 909 Masehi. Pernyataan tersebut didapatkan dari dosen sejarah peradaban Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yakni Zakaria M.Ag.
Dilansir dari Jatim.nu.or.id (26/10), menurut catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015) menyebutkan bahwa perayaaan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan pada tahun kedua hijriah. Catatan tersebut merujuk kepada catatan Nuruddin Ali dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.
Diceritakan dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa, Khaizuran yang merupakan ibu dari amirul mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid menyuruh penduduk untuk merayakan hari kelahiran dari Nabi Muhammad SAW di masjid Nabawi ketika ia sedang berkunjung di Kota Madinah.
Sebagai salah satu orang yang berpengaruh, maka tidak sulit untuk Khaizuran menggerakkan masyarakat Arab untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW sesuai dengan perintahnya.
Setelah, Khaizuran selesai berkunjung ke Madinah, ia berkunjung ke Kota Mekkah. Ketika sampai di Kota Mekkah, ia kembali memerintahkan untuk mengadakan perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Namun, perayaan Maulid Nabi yang diadakan di kota Mekkah berbeda dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Hal ini karena cara merayakan Maulid Nabi di Kota Mekkah cukup dirayakan di rumah masing-masing penduduk. Dapat dikatakan bahwa Khaizuran sebagai pencetus perayaan Maulid Nabi di Arab.
Itulah sejarah awal mula perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi menjadi perayaan yang harus kita sambut dengan senang hati. Umat Nabi dianjurkan banyak-banyak bershalawat sebagai bentuk cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Jadikan Maulid Nabi sebagai momen untuk lebih meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT.